Senin, 29 Desember 2014

Analisis Fenomena Teori Marvin Zuckerman



KASUS


Ario Bayu Suka Olahraga Ekstrem

Sabtu, 17 September 2011 - 12:07 wib |
Mega Laraswati - Okezone

  

JAKARTA - Ario Bayu tidak pernah takut menjajal olahraga yang mengundang maut. Aktor Catatan Harian Si Boy itu saat ini menggandrungi olahraga surfing dan diving.

"Diving sama surfing baru-baru ini. Paling baru di Cimaja, Pelabuhan Ratu. Guru gue baru 16 tahun. Gue memang suka olahraga yang penuh adrenalin," papar Ario ditemui di acara Walls Buavita, Senayan City, Jakarta Selatan, Jumat (16/9/2011).

Ario bercerita, saat usianya 15 tahun, dia sering luka karena melakukan olahraga ekstrim, yakni mountain bike. Walau begitu, hal tersebut tak membuatnya kapok. Dia malah terus mencoba hal-hal baru.

"Banyak nih luka-luka. Ada beberapa yang patah tulang. Tapi gue suka, jadi enggak mau berhenti juga. Cuma gue orangnya bosenan. Enggak satu olahraga ekstrim gue tekuni," paparnya.

Namun saat ditanyai apakah sifat jenuh tersebut juga berlaku untuk pasangan, dia mengelak cepat. "Oh enggak beralih lah," u
capnya tertawa.

(efi)

Teori Marvin Zuckerman

Zuckerman menyatakan teori sensation seeking. Menurut Zuckerman, sensation seeking adalah keinginan yang bermacam-macam atau bervariasi, baru, intens, dan pengalaman dalam mengambil resiko secara fisik, sosial, legal, dan finansial.


Zuckerman juga mengidentifikasikan sensation seeking dalam empat komponen, yaitu:
  •  Thrill and adventure seeking
  • Experience seeking
  • Disinhibition
  • Boredom susceptibility

Selain komponen-komponen dalam sensation seeking, ada pula karakteristik-karakteristik pada sensation seeking. Beberapa karakteristik dari sensation seeking yaitu:
  • Behavioral Differences. Orang-orang yang memiliki skor sensation seeking yang tinggi pada umumnya menikmati olahraga yang ekstrim, seperti menyelam, memanjat gunung, dan terjun bebas. Hal ini berbanding terbalik dengan orang yang memiliki skor sensation seeking yang rendah walaupun perbedaannya tidak terlalu drastis.
  • ·    Personality Differences. Zuckerman dan rekannya melihat skor pada SSS, terutama pada komponen disinhibition, berhubungan pada faktor ekstraversi. 
  • Occupational Differences. Karena orang yang mempunyai sensation seeking yang tinggi membutuhkan berbagai stimulus yang bervariasi, mereka memilih pekerjaan yang berbeda-beda dibandingkan dengan orang yang sensation seeking rendah.  

Analisis Kasus 

Dari kasus di atas, Ario Bayu memiliki tingkat sensation seeking yang cukup tinggi, terlihat dari kegemarannya dengan olahraga ekstrim. Bahkan saat Ario Bayu berumur 15 tahun, dia sudah menikmati mountain biking. Walaupun sering jatuh dan terluka, dia tidak menyerah dan bahkan mencoba hal-hal baru.

Jika kita analisis dari komponen-komponen sensation seeking, yaitu: 
  1. Thrill and sensation seeking. Ario Bayu memang gemar dengan olahraga-olahraga ekstrim dan menantang. Setelah saat remaja dia menyukai mountain biking, sekarang dia sedang gemar-gemarnya surfing dan diving.
  2. Experience seeking. Ario Bayu juga senang dengan pengalaman-pengalaman baru yang dia dapatkan melalui olahraga ekstrim. Dia bahkan menekuni banyak olahraga ekstrim.
  3. Disinhibition. Kebutuhan mencari aktivitas sosial yang baru ditunjukkan  pada banyaknya olahraga ekstrim yang dia tekuni sampai sekarang.
  4. Boredom of susceptibility. Ario Bayu menunjukkan secara langsung bahwa dia orang yang cepat bosan dan tidak bisa menekuni satu olahraga saja. Hal ini ditunjukkan dengan perkataannya bahwa dia orang yang cepat bosan. Namun, jika Ario bayu sudah menyukai sesuatu, dia tidak akan berhenti begitu saja.
Jika kita lihat dari karakteristik-karakteristik sensation seeking, yaitu:
  • Behavior Differences. Laki-laki lebih tinggi sensation seekingnya dibandingkan dengan perempuan (Schultz). Hal ini bisa lihat dengan berbagai macam olahraga yang telah ditekuni oleh Ario.
  • Personality Differences. Ada kemungkinan Ario Bayu merupakan ekstrovert. Dari kesenangannya terhadap olahraga ekstrim dan gaya bertemannya yang pasti dari bermacam-macam latar belakang. Bahkan gurunya surfingnya adalah anak berumur 16 tahun, sedangkan dia mungkin sudah kisaran 25 tahun keatas.
  • Occupational Differences. Tingginya sensation seeking Ario Bayu bisa berdampak dengan pekerjaannya. Ario Bayu tidak akan efektif bekerja jika pekerjaan itu monoton. Ario Bayu yang tinggi sensation seekingnya memiliki keinginan untuk terus melakukan aktivitas-aktivitas yang lain. Selain itu, Ario Bayu merupakan orang yang cepat bosan. Pekerjaannya yang sekarang sudah cukup cocok dengan dirinya. Sebagai seorang aktor, dia bisa mencoba berbagai macam jenis peran yang berbeda-beda di setiap filmnya dan pasti memberikan tantangan yang berbeda pula.