Evaluasi Observasi Sekolah SMP
Negeri 1 Medan
Ini
adalah
evaluasi kinerja dan evaluasi dengan teori terhadap kelompok kami dalam
mengobservasi SMP Negeri 1 Medan. Berikut adalah anggota kelompok kami
1. Muhammad Ali (12-073)
2. Imam Mustakim (13-019)
3. Yuli Narty (13-057)
4. Ayu Silvia Manullang (13-079)
5. Yessica (13-101)
A.
Evaluasi
Terhadap Kinerja Kelompok
Pertama-tama
kami meminta izin dari pihak sekolah dengan mendatangi sekolah. Pihak sekolah
memberitahu untuk menemui wakil kepala sekolah yang merupakan bagian humas.
Saat itu hanya saya yang dari kelompok saya yang datang ke sekolah. Pada hari
itu tanggal 27 Maret 2014, saya datang tanpa membawa surat dan ibu itu bilang
datang lagi dengan surat izin dari pihak fakultas. Saya kembali ke kampus dan
mengurus surat izin dari pihak kampus dengan teman sekelompok saya. Surat dari
pihak kampus baru diberikan pada hari selasa minggu depannya. Peraturan dari
dosen pengampu yang hanya memperbolehkan 2 kelompok dari kelas saja yang bisa
mengobservasi 1 sekolah. Dan ternyata sudah ada 3 kelompok yang ingin
mengobservasi SMP Negeri 1. Akhirnya kami mendiskusikan lagi dengan 2 kelompok
lain dan 2 kelompok lain memutuskan untuk mencari sekolah lain. Kami memberikan
surat izin pada sekolah tanggal 3 April. Tetapi sekolah bilang bahwa kami tidak
bisa langsung observasi hari itu ataupun besoknya, memang agak sedikit
diundur-undur oleh pihak sekolah. Akhirnya setelah beberapa kali kami minta
konfirmasi dari sekolah, kami diizinkan untuk observasi hari Senin tanggal 7
April sedikit gugup dan bingung karena ini adalah observasi kami yang pertama
ditambah lagi batas waktu pengumpulan laporan hanya tinggal 2 hari lagi, kami
benar-benar berusaha keras agar bisa memberikan laporan terbaik. Dalam kelompok
kami saya Yessica dan Imam Mustakim bagian dokumentasi dan Ayu Silvia dan Yuli
Narti yang melakukan observasi dalam kelas. Kami melakukan observasi jam 11
siang pada kelas 7 Newton. Nama-nama kelas di sekolah SMP 1 Medan cukup unik
karena mereka tidak menggunakan angka, melainkan menggunakan nama-nama ilmuwan
dan tokoh-tokoh ini merupakan metode pembelajaran yang bisa memudahkan murid
untuk mengingat nama-nama tokoh dengan mudah. Suasana sekolah yang bersih. dan asri membuat sekolah tampak lebih nyaman
dan tenang. Di kelas, suasana kelas cukup bersih dan tidak terlalu sempit
karena muridnya juga tidak terlalu banyak. Ini memudahkan guru untuk
berinteraksi dengan murid. Saat kami melakukan observasi jam 11 siang, biasanya
kalau sudah masuk pelajaran-pelajaran terakhir murid akan terlihat
malas-malasan dan mengantuk. Namun di kelas 7 Newton murid tetap terlihat
bersemangat dan berkonsentrasi mengikuti pelajaran ,begitu juga dengan guru
yang mengajar. Saya dan imam bertugas untuk melakukan dokumentasi dan
berkeliling melihat fasilitas-fasilitas sekolah. Sekolah SMP Negeri 1 memiliki
area yang cukup luas dan asri. Mereka memiliki 3 lapangan terpisah. Ada
lapangan basket, voli dan sepak bola. Lapangan basket dan voli terletak di
tengah tengah sekolah, sedangkan lapangan sepak bola terletak di belakang
sekolah. Adapun fasilitas lain seperti laboratorium, UKS, kantin dan tempat
ibadah. Ada yang cukup unik dari kantin mereka. Ada kantin yang disebut dengan english
corner. Jika kita ingin makan atau membeli sesuatu dari kantin ini, kita harus
menggunakan bahasa inggris dengan penjualnya. Tujuannya untuk membiasakan para
murid menggunakan bahasa inggris dengan fasih. Setelah selesai berkeliling kami
kembali ke kelas untuk menyelesaikan observasi dalam kelas. Pelajaran dalam
kelas juga sudah mau berakhir. Kinerja kelompok kami saya nilai cukup baik
karena kami membagi tugas dengan seimbang sehingga pekerjaan kami selesai lebih
efisien dan cepat. Kami sangat berterima kasih kepada anak-anak dan guru yang
mau berpartisipasi dan mengizinkan kami untuk melakukan observasi ini.
B. Evaluasi
Hasil Observasi Berdasarkan Teori Belajar
Kami menggunakan
teori belajar dari Pengondisian Operan. Saat di dalam kelas kami melihat guru
banyak menggunakan penguatan kepada murid yang aktif dan bisa mengerjakan tugas
dan mengikuti pelajaran dengan baik. Guru sering melontarkan pujian kepada
murid seperti, baik, bagus sekali, benar, dll. Pujian-pujian yang diberikan
oleh guru tersebut adalah penguatan positif. Penguatan positif yang diberikan
guru memancing murid untuk melakukan hal yang sama agar mendapat pujian atau
penguatan positif yang lain. Tetapi saat di kelas kami jarang melihat guru
melakukan penguatan negatif. Tetapi saat berada di kelas ada beberapa siswa
yang lewat di depan kelas dan berkeliaran, sepertinya mereka tidak mengikuti
pelajaran atau dikeluarkan dari kelas. Mereka dimarahi dan dibilang untuk tidak
berkeliaran dan segera masuk ke kelas. Bentuk nasihat dan marah yang diberikan
guru tadi adalah bentuk penguatan negatif. Penguatan negatif diberikan agar mengurangi
stimulus yang ada. Murid mengikuti perkataan guru tersebut untuk menghentikan
marah dan repetan yang diberikan guru tersebut. Ada juga bentuk hukuman yang
kami temukan saat berada di sekolah. Kami melihat beberapa murid yang dihukum
oleh guru. Mereka dihukum berdiri dan dimarahin. Hukuman yang diberikan adalah
untuk menghentikan suatu respon yang ada. Menurut teori kognitif Piaget, anak
pada masa SMP termasuk di dalam tahap operasional konkrit. Anak pada masa ini
dapat menyelesaikan masalah dengan logis jika mereka berfokus pada masa kini,
tetapi tidak dapat berpikir secara abstrak.
Berikut adalah hasil laporan kami dalam bentuk slide. Terima kasih.
Evaluasi Observasi Sekolah SMP
Negeri 1 Medan
Ini
adalah
evaluasi kinerja dan evaluasi dengan teori terhadap kelompok kami dalam
mengobservasi SMP Negeri 1 Medan. Berikut adalah anggota kelompok kami
1. Muhammad Ali (12-073) 12073ma.blogspot.com
2. Imam Mustakim (13-019) 13019im.blogspot.com
3. Yuli Narty (13-057) yulinarty.blogspot.com
4. Ayu Silvia Manullang (13-079) 13079asm.blogspot.com
5. Yessica (13-101) yessikagrace.blogspot.com
A.
Evaluasi
Terhadap Kinerja Kelompok
Pertama-tama
kami meminta izin dari pihak sekolah dengan mendatangi sekolah. Pihak sekolah
memberitahu untuk menemui wakil kepala sekolah yang merupakan bagian humas.
Saat itu hanya saya yang dari kelompok saya yang datang ke sekolah. Pada hari
itu tanggal 27 Maret 2014, saya datang tanpa membawa surat dan ibu itu bilang
datang lagi dengan surat izin dari pihak fakultas. Saya kembali ke kampus dan
mengurus surat izin dari pihak kampus dengan teman sekelompok saya. Surat dari
pihak kampus baru diberikan pada hari selasa minggu depannya. Peraturan dari
dosen pengampu yang hanya memperbolehkan 2 kelompok dari kelas saja yang bisa
mengobservasi 1 sekolah. Dan ternyata sudah ada 3 kelompok yang ingin
mengobservasi SMP Negeri 1. Akhirnya kami mendiskusikan lagi dengan 2 kelompok
lain dan 2 kelompok lain memutuskan untuk mencari sekolah lain. Kami memberikan
surat izin pada sekolah tanggal 3 April. Tetapi sekolah bilang bahwa kami tidak
bisa langsung observasi hari itu ataupun besoknya, memang agak sedikit
diundur-undur oleh pihak sekolah. Akhirnya setelah beberapa kali kami minta
konfirmasi dari sekolah, kami diizinkan untuk observasi hari Senin tanggal 7
April sedikit gugup dan bingung karena ini adalah observasi kami yang pertama
ditambah lagi batas waktu pengumpulan laporan hanya tinggal 2 hari lagi, kami
benar-benar berusaha keras agar bisa memberikan laporan terbaik. Dalam kelompok
kami saya Yessica dan Imam Mustakim bagian dokumentasi dan Ayu Silvia dan Yuli
Narti yang melakukan observasi dalam kelas. Kami melakukan observasi jam 11
siang pada kelas 7 Newton. Nama-nama kelas di sekolah SMP 1 Medan cukup unik
karena mereka tidak menggunakan angka, melainkan menggunakan nama-nama ilmuwan
dan tokoh-tokoh ini merupakan metode pembelajaran yang bisa memudahkan murid
untuk mengingat nama-nama tokoh dengan mudah. Suasana sekolah yang bersih. dan asri membuat sekolah tampak lebih nyaman
dan tenang. Di kelas, suasana kelas cukup bersih dan tidak terlalu sempit
karena muridnya juga tidak terlalu banyak. Ini memudahkan guru untuk
berinteraksi dengan murid. Saat kami melakukan observasi jam 11 siang, biasanya
kalau sudah masuk pelajaran-pelajaran terakhir murid akan terlihat
malas-malasan dan mengantuk. Namun di kelas 7 Newton murid tetap terlihat
bersemangat dan berkonsentrasi mengikuti pelajaran ,begitu juga dengan guru
yang mengajar. Saya dan imam bertugas untuk melakukan dokumentasi dan
berkeliling melihat fasilitas-fasilitas sekolah. Sekolah SMP Negeri 1 memiliki
area yang cukup luas dan asri. Mereka memiliki 3 lapangan terpisah. Ada
lapangan basket, voli dan sepak bola. Lapangan basket dan voli terletak di
tengah tengah sekolah, sedangkan lapangan sepak bola terletak di belakang
sekolah. Adapun fasilitas lain seperti laboratorium, UKS, kantin dan tempat
ibadah. Ada yang cukup unik dari kantin mereka. Ada kantin yang disebut dengan english
corner. Jika kita ingin makan atau membeli sesuatu dari kantin ini, kita harus
menggunakan bahasa inggris dengan penjualnya. Tujuannya untuk membiasakan para
murid menggunakan bahasa inggris dengan fasih. Setelah selesai berkeliling kami
kembali ke kelas untuk menyelesaikan observasi dalam kelas. Pelajaran dalam
kelas juga sudah mau berakhir. Kinerja kelompok kami saya nilai cukup baik
karena kami membagi tugas dengan seimbang sehingga pekerjaan kami selesai lebih
efisien dan cepat. Kami sangat berterima kasih kepada anak-anak dan guru yang
mau berpartisipasi dan mengizinkan kami untuk melakukan observasi ini.
B. Evaluasi
Hasil Observasi Berdasarkan Teori Belajar
Kami menggunakan
teori belajar dari Pengondisian Operan. Saat di dalam kelas kami melihat guru
banyak menggunakan penguatan kepada murid yang aktif dan bisa mengerjakan tugas
dan mengikuti pelajaran dengan baik. Guru sering melontarkan pujian kepada
murid seperti, baik, bagus sekali, benar, dll. Pujian-pujian yang diberikan
oleh guru tersebut adalah penguatan positif. Penguatan positif yang diberikan
guru memancing murid untuk melakukan hal yang sama agar mendapat pujian atau
penguatan positif yang lain. Tetapi saat di kelas kami jarang melihat guru
melakukan penguatan negatif. Tetapi saat berada di kelas ada beberapa siswa
yang lewat di depan kelas dan berkeliaran, sepertinya mereka tidak mengikuti
pelajaran atau dikeluarkan dari kelas. Mereka dimarahi dan dibilang untuk tidak
berkeliaran dan segera masuk ke kelas. Bentuk nasihat dan marah yang diberikan
guru tadi adalah bentuk penguatan negatif. Penguatan negatif diberikan agar mengurangi
stimulus yang ada. Murid mengikuti perkataan guru tersebut untuk menghentikan
marah dan repetan yang diberikan guru tersebut. Ada juga bentuk hukuman yang
kami temukan saat berada di sekolah. Kami melihat beberapa murid yang dihukum
oleh guru. Mereka dihukum berdiri dan dimarahin. Hukuman yang diberikan adalah
untuk menghentikan suatu respon yang ada. Menurut teori kognitif Piaget, anak
pada masa SMP termasuk di dalam tahap operasional konkrit. Anak pada masa ini
dapat menyelesaikan masalah dengan logis jika mereka berfokus pada masa kini,
tetapi tidak dapat berpikir secara abstrak.
Berikut adalah hasil laporan kami dalam bentuk slide. Terima kasih.
Evaluasi Observasi Sekolah SMP
Negeri 1 Medan
Ini
adalah
evaluasi kinerja dan evaluasi dengan teori terhadap kelompok kami dalam
mengobservasi SMP Negeri 1 Medan. Berikut adalah anggota kelompok kami
1. Muhammad Ali (12-073) 12073ma.blogspot.com
2. Imam Mustakim (13-019) 13019im.blogspot.com
3. Yuli Narty (13-057) yulinarty.blogspot.com
4. Ayu Silvia Manullang (13-079) 13079asm.blogspot.com
5. Yessica (13-101) yessikagrace.blogspot.com
A.
Evaluasi
Terhadap Kinerja Kelompok
Pertama-tama
kami meminta izin dari pihak sekolah dengan mendatangi sekolah. Pihak sekolah
memberitahu untuk menemui wakil kepala sekolah yang merupakan bagian humas.
Saat itu hanya saya yang dari kelompok saya yang datang ke sekolah. Pada hari
itu tanggal 27 Maret 2014, saya datang tanpa membawa surat dan ibu itu bilang
datang lagi dengan surat izin dari pihak fakultas. Saya kembali ke kampus dan
mengurus surat izin dari pihak kampus dengan teman sekelompok saya. Surat dari
pihak kampus baru diberikan pada hari selasa minggu depannya. Peraturan dari
dosen pengampu yang hanya memperbolehkan 2 kelompok dari kelas saja yang bisa
mengobservasi 1 sekolah. Dan ternyata sudah ada 3 kelompok yang ingin
mengobservasi SMP Negeri 1. Akhirnya kami mendiskusikan lagi dengan 2 kelompok
lain dan 2 kelompok lain memutuskan untuk mencari sekolah lain. Kami memberikan
surat izin pada sekolah tanggal 3 April. Tetapi sekolah bilang bahwa kami tidak
bisa langsung observasi hari itu ataupun besoknya, memang agak sedikit
diundur-undur oleh pihak sekolah. Akhirnya setelah beberapa kali kami minta
konfirmasi dari sekolah, kami diizinkan untuk observasi hari Senin tanggal 7
April sedikit gugup dan bingung karena ini adalah observasi kami yang pertama
ditambah lagi batas waktu pengumpulan laporan hanya tinggal 2 hari lagi, kami
benar-benar berusaha keras agar bisa memberikan laporan terbaik. Dalam kelompok
kami saya Yessica dan Imam Mustakim bagian dokumentasi dan Ayu Silvia dan Yuli
Narti yang melakukan observasi dalam kelas. Kami melakukan observasi jam 11
siang pada kelas 7 Newton. Nama-nama kelas di sekolah SMP 1 Medan cukup unik
karena mereka tidak menggunakan angka, melainkan menggunakan nama-nama ilmuwan
dan tokoh-tokoh ini merupakan metode pembelajaran yang bisa memudahkan murid
untuk mengingat nama-nama tokoh dengan mudah. Suasana sekolah yang bersih. dan asri membuat sekolah tampak lebih nyaman
dan tenang. Di kelas, suasana kelas cukup bersih dan tidak terlalu sempit
karena muridnya juga tidak terlalu banyak. Ini memudahkan guru untuk
berinteraksi dengan murid. Saat kami melakukan observasi jam 11 siang, biasanya
kalau sudah masuk pelajaran-pelajaran terakhir murid akan terlihat
malas-malasan dan mengantuk. Namun di kelas 7 Newton murid tetap terlihat
bersemangat dan berkonsentrasi mengikuti pelajaran ,begitu juga dengan guru
yang mengajar. Saya dan imam bertugas untuk melakukan dokumentasi dan
berkeliling melihat fasilitas-fasilitas sekolah. Sekolah SMP Negeri 1 memiliki
area yang cukup luas dan asri. Mereka memiliki 3 lapangan terpisah. Ada
lapangan basket, voli dan sepak bola. Lapangan basket dan voli terletak di
tengah tengah sekolah, sedangkan lapangan sepak bola terletak di belakang
sekolah. Adapun fasilitas lain seperti laboratorium, UKS, kantin dan tempat
ibadah. Ada yang cukup unik dari kantin mereka. Ada kantin yang disebut dengan english
corner. Jika kita ingin makan atau membeli sesuatu dari kantin ini, kita harus
menggunakan bahasa inggris dengan penjualnya. Tujuannya untuk membiasakan para
murid menggunakan bahasa inggris dengan fasih. Setelah selesai berkeliling kami
kembali ke kelas untuk menyelesaikan observasi dalam kelas. Pelajaran dalam
kelas juga sudah mau berakhir. Kinerja kelompok kami saya nilai cukup baik
karena kami membagi tugas dengan seimbang sehingga pekerjaan kami selesai lebih
efisien dan cepat. Kami sangat berterima kasih kepada anak-anak dan guru yang
mau berpartisipasi dan mengizinkan kami untuk melakukan observasi ini.
B. Evaluasi
Hasil Observasi Berdasarkan Teori Belajar
Kami menggunakan
teori belajar dari Pengondisian Operan. Saat di dalam kelas kami melihat guru
banyak menggunakan penguatan kepada murid yang aktif dan bisa mengerjakan tugas
dan mengikuti pelajaran dengan baik. Guru sering melontarkan pujian kepada
murid seperti, baik, bagus sekali, benar, dll. Pujian-pujian yang diberikan
oleh guru tersebut adalah penguatan positif. Penguatan positif yang diberikan
guru memancing murid untuk melakukan hal yang sama agar mendapat pujian atau
penguatan positif yang lain. Tetapi saat di kelas kami jarang melihat guru
melakukan penguatan negatif. Tetapi saat berada di kelas ada beberapa siswa
yang lewat di depan kelas dan berkeliaran, sepertinya mereka tidak mengikuti
pelajaran atau dikeluarkan dari kelas. Mereka dimarahi dan dibilang untuk tidak
berkeliaran dan segera masuk ke kelas. Bentuk nasihat dan marah yang diberikan
guru tadi adalah bentuk penguatan negatif. Penguatan negatif diberikan agar mengurangi
stimulus yang ada. Murid mengikuti perkataan guru tersebut untuk menghentikan
marah dan repetan yang diberikan guru tersebut. Ada juga bentuk hukuman yang
kami temukan saat berada di sekolah. Kami melihat beberapa murid yang dihukum
oleh guru. Mereka dihukum berdiri dan dimarahin. Hukuman yang diberikan adalah
untuk menghentikan suatu respon yang ada. Menurut teori kognitif Piaget, anak
pada masa SMP termasuk di dalam tahap operasional konkrit. Anak pada masa ini
dapat menyelesaikan masalah dengan logis jika mereka berfokus pada masa kini,
tetapi tidak dapat berpikir secara abstrak.
Berikut adalah hasil laporan kami dalam bentuk slide. Terima kasih.http://www.slideshare.net/yessikagrace/laporan-observasi-sekolah
Kelompok 9:
12073ma.blogspot.com
13019im.blogspot.com
yulinarty.blogspot.com
13079asm.blogspot.com
Kelompok 9:
12073ma.blogspot.com
13019im.blogspot.com
yulinarty.blogspot.com
13079asm.blogspot.com