Pengalaman Pedagogi atau Andragogi
Pedagogi adalah pendidikan atau pembelajaran yang diberikan untuk anak-anak, sedangkan andragogi adalah pendidikan atau pembelajaran yang diberikan untuk orang dewasa. Jadi, apakah ini dua hal yang berbeda? Inikan sama sama tentang pendidikan sama-sama tentang pembelajaran kenapa ini berbeda. Saya akan mengilustrasikan pengalaman saya tentang pedagogi dan andragogi. sewaktu saya masuk TK dan SD, semua terasa sulit bagi saya. Saya harus mengenal hal-hal yang baru seperti membaca, menulis, menghitung, dll. Mungkin sewaktu TK sekolah masih dalam kategori menyenangkan karena kegiatan TK lebih didominasi dengan bermain dibandingkan belajar. sewaktu TK kita diajak untuk melihat sekilas tentang huruf, menulis huruf, bermain, melihat bagaimana bentuk-bentuk dan sewaktu SD kita sudah diminta untuk bisa menulis, membaca, menghitung tanpa bantuan orang lain atau guru lagi. Saya berusaha untuk bisa menghitung atau membaca dengan baik agar tidak tertinggal dengan yang lain. Biasanya guru akan mengingatkan kembali tentang tugas itu sebelum kelasnya selesai. Walaupun saya telat mengumpul atau lupa biasanya guru akan memberikan toleransi dengan alasan yang kita berikan. Tapi terkadang ada beberapa guru yang memberikan tugas tanpa tahu kalau tugas untuk besoknya sudah banyak. Mungkin dia merasa ini menyelesaikan tugas adalah kewajiban kami dan kewajiban dia memberikan tugas. Sewaktu SMP, guru sudah memberikan tugas tentang makalah. Karena itu adalah pertama kalinya saya membuat makalah, baik tulisan maupun bentuk makalahnya sangat kacau, tulisannya warna-warni, ukuran fontnya juga besar, di dalam pikiran saya semakin banyak lembar makalahnya maka makalahnya semakin bagus. sewaktu masuk ke SMA sudah mulai diajarkan bagaimana presentasi yang baik, ada moderator, presenternya, dll. Meskipun sewaktu SMA dulu belajar dengan presentasi sangat tidak efektif dan membosankan, biasanya teman-teman yang lain juga akan mengantuk sewaktu presentasi. Sewaktu SD, SMP, SMA guru berorientasi penuh, mengatur kelas, memberikan materi, mengatur tugas, dll. Guru saya dulu juga biasanya berusaha agar murid fokus ke dia. Guru juga sering memeriksa catatan dan pemahaman murid sewaktu belajar, jika catatannya tidak jelas biasanya akan dihukum. Saat SD juga contoh yang diberikan merupakan imajinasi dan yang dibuat-buat, tetapi masuk ke perkuliahan contoh yang diberikan merupakan masalah nyata dan fakta di tengah-tengah masyarakat, mungkin terjadi pada diri sendiri
Pembelajaran ini berbeda sekali sewaktu dalam perkuliahan, semuanya diberikan kepada mahasiswa, mahasiswa dianggap bisa mengurus semuanya sendiri tanpa dituntun maupun dibantu lagi. Dosen juga hanya akan memberikan jadwal deadline tugas dan biasanya dosen akan membiarkan mahasiswa yang berpendapat. Semester pertama saya sewaktu kuliah, saya benar-benar terkejut dengan cara belajar mahasiswa karena benar-benar berbeda. Jadwal minggu pertama perkuliahan biasanya tentang kontrak kuliah, apa-apa saja yang menjadi hak dan kewajiban kita dan tanggal-tanggal tentang materi kuliah biasanya akan diberitahu. Selama perkuliahan, dosen hanya akan menjelaskan jika mahasiswa bertanya, inilah yang menjadi banyak kendala bagi para mahasiswa. Selain takut untuk bertanya, mahasiswa juga tidak tahu apa yang mereka tidak tahu. Pada saat kuliah, mahasiswalah yang harus aktif berbeda dengan masa sekolah yang menuntut murid untuk pasif dan mendengarkan saja. Dosen akan memberikan tugas berbentuk makalah, portopolio, dsb. Dosen hanya akan memberikan batasan waktu mengerjakannya, jika kita lewat memberikan tugas dari batas waktu yang ditentukan maka tugas itu benar-benar tidak diterima karena dianggap batas waktu adalah perjanjian mahasiswa dan dosen. Dosen juga biasanya akan kritis dalam menilai hasil tugas, ujian, dll. Jika kita tidak datang, tidak mengerjakan tugas dengan baik, itu semua diserahkan kepada kita dan kita harus menanggung konsekuensinya jika nilai akhir kita jelek. Saya pernah takut untuk bertanya dan takut berbicara di depan orang banyak, tapi saya penasaran dan yakin mungkin yang saya tanyakan akan keluar di ujian dan ternyata benar hal yang saya tanyakan keluar di ujian semenjak dari situ saya benar-benar menyesal tidak bertanya. Dosen juga tidak mengecek bagaimana cara belajar murid ini sangat berbanding terbalik sewaktu sekolah guru terus memantau perkembangan belajar murid.
Dua pembelajaran ini bisa diterapakan dengan baik jika sudah memenuhi kriteria umur kronologis dan pemikiran orang masing-masing. Kita tidak mungkin memaksakan anak kelas 3 SMA untuk belajar metode kuliah. Mungkin sebagian dari mereka sudah memenuhi usia kronologisnya tetapi pemikirannya masih pemikiran anak SMA. Lebih baik jika diperkenalkan cara belajar kuliah jadi anak tidak terlalu terkejut saat memasuki masa kuliah.