DOKUMENTASI
Jumat, 29 Mei 2015
Rabu, 27 Mei 2015
EVALUASI PERFORMA KELOMPOK 7 DALAM PENDEKATAN PEMUSATAN MASALAH
KELOMPOK 7
Sarah G. Juliana (13-087)
Dewi Sitepu (13-097)
Yessica (13-101)
Ester Rheyn Judika S (13-109)
Pesta Ria Tambun (13-114)
1. TEORI PEMUSATAN MASALAH
DIKAITKAN DENGAN PERFORMA KELOMPOK
Dalam kurikulum yang berpusat
pada masalah, pengalaman belajar pada kehidupan peserta sehari-hari akan
mempunyai manfaat secara langsung. Tetapi penggunaan metode ini akan kurang
efektif jika tidak didorong peserta didik untuk dilibatkan pada masalahnya
secara langsung. Dalam pendekatan pemusatan masalah, diskusi kelompok dan
berpikir sangat penting. Pada diskusi kelompok, peserta akan aktif dan memiliki
keterlibatan dalam proses pembelajaran.
Berdasarakan teori dalam
pendekatan pemusatan masalah, kelompok mencoba untuk mengangkat topik yang bisa
dilihat dan dialami dalam kehidupan sehari-hari, contohnya perilaku-perilaku
tentang kesetaraan gender. Permasalahan dalam gender sangat luas dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu dalam lingkungan pendidikan, kerja, dan sosial. Kelompok
akan mempersempit permasalahan tentang kesetaraan gender menjadi permasalahan
yang terjadi dalam kehidupan sosial.kelompok memberikan pengantar dalam bentuk
video tentang kesetaraan gender dan memberikan penjelasan singkat mengenai
gender sehingga peserta bisa memiliki gambaran masalah apa yang sebenarnya yang
ingin dibahas. Seperti yang dikatakan pada paragraf sebelumnya, diskusi
kelompok dan berpikir pada setiap peserta didik sangat penting. Dalam performa
kelompok, peserta memiliki kesempatan untuk berada dalam satu kelompok dan
membahas mengenai kesetaraan gender.
2.
KONSEP PERFORMA KELOMPOK 7
Konsep
peforma dari kelompok 7 menerapkan metode diskusi secara berkelompok dan
memberikan penjelasan singkat sebelumnya. Seperti yang dijelaskan pada teori
pendekatan pemusatan masalah, hal yang terpenting adalah terlibatnya peserta
didik dalam proses pembelajaran. Metode diskusi adalah salah satu cara yang bisa
digunakan sebagai media agar peserta didik bisa turut aktif dalam pembelajaran.
Pembuatan peserta didik dalam satu kelompok bisa membantu peserta untuk
memiliki pengetahuan yang baru dari peserta didik yang lain atau juga bisa
memberikan dan menginspirasi peserta didik lainnya. Penjelasan singkat yang
diberikan akan menambah pengetahuan peserta didik dan memberikan landasan
teorinya sehingga peserta didik tidak berdiri melalui asumsi-asumsi sendiri.
3.
TANTANGAN YANG DIHADAPI KELOMPOK
Waktu
sulit mengatur jadwal pertemuan untuk mendiskusikan
hal hal yang berkaitan dengan tugas. susah membatasi waktu dalam presentasi
mengingat durasi nya sudah di tentukan.
Topik
kelompok kebingungan di dalam menentukan topik dan
membutuhkan waktu yang lama untuk memutuskan topik apa yang akan di pakai.
Proses
pelaksanaan
kelompok
berusaha mencairkan suasana mengingat ada nya peserta yang masih pasif.
Kelompok juga berusaha membuat ice breaker untuk mengumpulkan perhatian audienc
yang terkadang kurang memperhatikan.
Pembagian
kelompok audience
kelompok sempat
mengalami kebingungan ketika ingin membagi peserta ke dalam beberapa kelompok,
apakah di bagi di awal , pertengahan atau di akhir. Tetapi setelah di lakukan
diskusi, kelompok akhirnya memutuskan mebagi kelompok di pertengahan acara.
4. KENDALA YANG DIHADAPI KELOMPOK
Waktu
Waktu yang digunakan dalam performa sudah cukup bahkan
lebih, sehingga untuk menutupi kelebihan waktu, kelompok berinisiatif untuk
menyisipkan ice breaking sebelum masuk pada sesi pembahasan hasil
diskusi.
Proses pelaksanaan
Proses pelaksanaan berjalan dengan baik walaupun ada
sedikit hambatan pada masalah teknis seperti microphone yang sedikit
bermasalah, dan beberapa kelompok ada yg kurang kondusif ketika berdiskusi
didalam kelompok mereka, bahkan ada yg kelihatannya sosial loafing.
Performa
Performa yg dilakukan cukup baik, pembagian tugas
sudah mulai merata. Video yang ditampilkan menarik dan berhubungan dngan materi
walaupun ada satu video yang kurang berhubungan dengan materi. Tetapi ada
sedikit kendala pada pembahasan, karna video tidak dibahas satu per satu, video
hanya dibahas secara keseluruhan. Ice
breaking yang diberikan dapat diikitu oleh semua audiance, tetapi pada ice
breaking yang kedua audience terlihat kurang dapat mengikuti.
Pembagian
kelompok
Ada
kelompok yang terlalu besar karena gabungan dari tiga kelompk andragogi. Hal
ini menjadi menyebabkan ketidakseimbangan antarkelompok dalam berdiskusi.
5.
PROSES SELAMA PERFORMA BERLANGSUNG
Sebelum
proses pembelajaran dimulai, kelompok memberikan ice breaking sehingga suasana kelas lebih rileks. Ice breaking
dipandu oleh Dewi Sitepu dan diperagakan oleh seluruh anggota kelompok. Untuk
setiap peserta yang mengaku salah menirukan gerakan akan diminta untuk maju
kedepan. Saat itu yang mengaku salah ada Firman, Arifa, dan Agita. Mereka
diminta untuk memberikan satu kata dan satu kalimat mengenai gender. Setelah
mereka selesai memberikan pendapat mereka, kelompok memberikan reward. Setelah
ice breaking selesai, kelompok melanjutkan memberikan materi dalam bentuk slide
mengenai penjelasan singkat tentang gender. Setelah penjelasan singkat mengenai
gender, pembelajaran dilanjutkan dengan menampilkan 3 video mengenai gender.
Videonya berisi bagaimana jika perempuan dan laki-laki bertengkar di tempat
umum, ada yang mengenai bagaimana jika perempuan dan laki-laki ditukar, dan
bagaimana jika di dalam kendaraan umum laki-laki tidak sengaja menyentuh
wanita. Penampilan video tersebut memakan waktu sekitar 11-12 menit dan
pembelajaran dilanjutkan dengan sesi diskusi dimana kelompok membagi setiap
anggota kedalam satu kelompok baru. Kelompok memberikan tiga buah pertanyaan
yang akan dibahas dalam kelompok. Waktu diskusi diberikan sekitar 15 menit
untuk membahas tiga pertanyaan tersebut. Setelah waktu diskusi selesai, setiap
anggota kelompok akan menunjuk satu perwakilan untuk mempaparkan hasil diskusi
mereka. Setelah semua kelompok selesai memaparkan semuanya, kelompok akan
menuju pada kesimpulan pembahasan mengenai kesetaraan gender sebagai penutup
pembelajaran pada pertemuan tersebut.
6.
KRITIK DAN SARAN
·
Sinta Meilastry
Sinta
memberikan kritik mengenai pemberian reward pada saat ice breaking yang dirasa
kurang tepat karena memberikan pada mereka yang salah
·
Muhammad Yusuf Lubis
Peran
setiap gender memang berbeda dan memang tidak bisa benar-benar disetarakan
karena pada dasarnya perannya sudah berbeda. Tetapi kelompok malah mengatakan
bahwa kesetaraan gender itu benar. Kenapa kelompok mengatakan kesetaraan gender
itu benar.
·
Arifa
Arifa
memberikan kritik tentang pembahasan kesetaraan dalam konteks sosial, tapi tadi
ada dibahas tentang kesetaraan gender dalam konteks pekerjaan
·
Kak Fasti Rola
Kak Fasti Rola memberikan kritik sebagai berikut
1.
Sebaiknya saat mempresentasikan video 1,2,3 ditayangkan
satu per satu. Tiap 1 video selesai diberikan penjelasan dan ditanya tanggapan.
sampai video ke 3. Kemudian masuk ke penjelasan tentang gender.
2.
Karena setiap orang memiliki persepsi dan pemahaman
yang berbeda-beda, jadi kelompok juga sebaiknya meminta pendapat dari audiens.
7. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan :
-icebreaking
nya menarik
-video nya
menarik
-dapat
belajar dari pengalaman masa lalu
-pembagian
tugas dari kelompok merata
-audiens nya
aktif
Kekurangan :
Audiens
dibuat berkelompok
8.
PEMBAGIAN TUGAS DALAM KELOMPOK
v Dewi
Sitepu sebagai moderator
v Yessica
sebagai moderator
v Sarah
G. Juliani sebagai pemateri
v Ester
Rheyn Judika S sebagai notulen
v Pesta
Ria Tambun sebagai dokumenter
9.
TAKSASI DANA
1.
Reward : Rp. 10.000
TOTAL
: Rp. 10.000
EVALUASI PERFORMA KELOMPOK 7 DALAM PENDEKATAN PEMUSATAN MASALAH
KELOMPOK 7
Sarah G. Juliana (13-087)
Dewi Sitepu (13-097)
Yessica (13-101)
Ester Rheyn Judika S (13-109)
Pesta Ria Tambun (13-114)
1. TEORI PEMUSATAN MASALAH
DIKAITKAN DENGAN PERFORMA KELOMPOK
Dalam kurikulum yang berpusat
pada masalah, pengalaman belajar pada kehidupan peserta sehari-hari akan
mempunyai manfaat secara langsung. Tetapi penggunaan metode ini akan kurang
efektif jika tidak didorong peserta didik untuk dilibatkan pada masalahnya
secara langsung. Dalam pendekatan pemusatan masalah, diskusi kelompok dan
berpikir sangat penting. Pada diskusi kelompok, peserta akan aktif dan memiliki
keterlibatan dalam proses pembelajaran.
Berdasarakan teori dalam
pendekatan pemusatan masalah, kelompok mencoba untuk mengangkat topik yang bisa
dilihat dan dialami dalam kehidupan sehari-hari, contohnya perilaku-perilaku
tentang kesetaraan gender. Permasalahan dalam gender sangat luas dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu dalam lingkungan pendidikan, kerja, dan sosial. Kelompok
akan mempersempit permasalahan tentang kesetaraan gender menjadi permasalahan
yang terjadi dalam kehidupan sosial.kelompok memberikan pengantar dalam bentuk
video tentang kesetaraan gender dan memberikan penjelasan singkat mengenai
gender sehingga peserta bisa memiliki gambaran masalah apa yang sebenarnya yang
ingin dibahas. Seperti yang dikatakan pada paragraf sebelumnya, diskusi
kelompok dan berpikir pada setiap peserta didik sangat penting. Dalam performa
kelompok, peserta memiliki kesempatan untuk berada dalam satu kelompok dan
membahas mengenai kesetaraan gender.
2.
KONSEP PERFORMA KELOMPOK 7
Konsep
peforma dari kelompok 7 menerapkan metode diskusi secara berkelompok dan
memberikan penjelasan singkat sebelumnya. Seperti yang dijelaskan pada teori
pendekatan pemusatan masalah, hal yang terpenting adalah terlibatnya peserta
didik dalam proses pembelajaran. Metode diskusi adalah salah satu cara yang bisa
digunakan sebagai media agar peserta didik bisa turut aktif dalam pembelajaran.
Pembuatan peserta didik dalam satu kelompok bisa membantu peserta untuk
memiliki pengetahuan yang baru dari peserta didik yang lain atau juga bisa
memberikan dan menginspirasi peserta didik lainnya. Penjelasan singkat yang
diberikan akan menambah pengetahuan peserta didik dan memberikan landasan
teorinya sehingga peserta didik tidak berdiri melalui asumsi-asumsi sendiri.
3.
TANTANGAN YANG DIHADAPI KELOMPOK
Waktu
sulit mengatur jadwal pertemuan untuk mendiskusikan
hal hal yang berkaitan dengan tugas. susah membatasi waktu dalam presentasi
mengingat durasi nya sudah di tentukan.
Topik
kelompok kebingungan di dalam menentukan topik dan
membutuhkan waktu yang lama untuk memutuskan topik apa yang akan di pakai.
Proses
pelaksanaan
kelompok
berusaha mencairkan suasana mengingat ada nya peserta yang masih pasif.
Kelompok juga berusaha membuat ice breaker untuk mengumpulkan perhatian audienc
yang terkadang kurang memperhatikan.
Pembagian
kelompok audience
kelompok sempat
mengalami kebingungan ketika ingin membagi peserta ke dalam beberapa kelompok,
apakah di bagi di awal , pertengahan atau di akhir. Tetapi setelah di lakukan
diskusi, kelompok akhirnya memutuskan mebagi kelompok di pertengahan acara.
4. KENDALA YANG DIHADAPI KELOMPOK
Waktu
Waktu yang digunakan dalam performa sudah cukup bahkan
lebih, sehingga untuk menutupi kelebihan waktu, kelompok berinisiatif untuk
menyisipkan ice breaking sebelum masuk pada sesi pembahasan hasil
diskusi.
Proses pelaksanaan
Proses pelaksanaan berjalan dengan baik walaupun ada
sedikit hambatan pada masalah teknis seperti microphone yang sedikit
bermasalah, dan beberapa kelompok ada yg kurang kondusif ketika berdiskusi
didalam kelompok mereka, bahkan ada yg kelihatannya sosial loafing.
Performa
Performa yg dilakukan cukup baik, pembagian tugas
sudah mulai merata. Video yang ditampilkan menarik dan berhubungan dngan materi
walaupun ada satu video yang kurang berhubungan dengan materi. Tetapi ada
sedikit kendala pada pembahasan, karna video tidak dibahas satu per satu, video
hanya dibahas secara keseluruhan. Ice
breaking yang diberikan dapat diikitu oleh semua audiance, tetapi pada ice
breaking yang kedua audience terlihat kurang dapat mengikuti.
Pembagian
kelompok
Ada
kelompok yang terlalu besar karena gabungan dari tiga kelompk andragogi. Hal
ini menjadi menyebabkan ketidakseimbangan antarkelompok dalam berdiskusi.
5.
PROSES SELAMA PERFORMA BERLANGSUNG
Sebelum
proses pembelajaran dimulai, kelompok memberikan ice breaking sehingga suasana kelas lebih rileks. Ice breaking
dipandu oleh Dewi Sitepu dan diperagakan oleh seluruh anggota kelompok. Untuk
setiap peserta yang mengaku salah menirukan gerakan akan diminta untuk maju
kedepan. Saat itu yang mengaku salah ada Firman, Arifa, dan Agita. Mereka
diminta untuk memberikan satu kata dan satu kalimat mengenai gender. Setelah
mereka selesai memberikan pendapat mereka, kelompok memberikan reward. Setelah
ice breaking selesai, kelompok melanjutkan memberikan materi dalam bentuk slide
mengenai penjelasan singkat tentang gender. Setelah penjelasan singkat mengenai
gender, pembelajaran dilanjutkan dengan menampilkan 3 video mengenai gender.
Videonya berisi bagaimana jika perempuan dan laki-laki bertengkar di tempat
umum, ada yang mengenai bagaimana jika perempuan dan laki-laki ditukar, dan
bagaimana jika di dalam kendaraan umum laki-laki tidak sengaja menyentuh
wanita. Penampilan video tersebut memakan waktu sekitar 11-12 menit dan
pembelajaran dilanjutkan dengan sesi diskusi dimana kelompok membagi setiap
anggota kedalam satu kelompok baru. Kelompok memberikan tiga buah pertanyaan
yang akan dibahas dalam kelompok. Waktu diskusi diberikan sekitar 15 menit
untuk membahas tiga pertanyaan tersebut. Setelah waktu diskusi selesai, setiap
anggota kelompok akan menunjuk satu perwakilan untuk mempaparkan hasil diskusi
mereka. Setelah semua kelompok selesai memaparkan semuanya, kelompok akan
menuju pada kesimpulan pembahasan mengenai kesetaraan gender sebagai penutup
pembelajaran pada pertemuan tersebut.
6.
KRITIK DAN SARAN
·
Sinta Meilastry
Sinta
memberikan kritik mengenai pemberian reward pada saat ice breaking yang dirasa
kurang tepat karena memberikan pada mereka yang salah
·
Muhammad Yusuf Lubis
Peran
setiap gender memang berbeda dan memang tidak bisa benar-benar disetarakan
karena pada dasarnya perannya sudah berbeda. Tetapi kelompok malah mengatakan
bahwa kesetaraan gender itu benar. Kenapa kelompok mengatakan kesetaraan gender
itu benar.
·
Arifa
Arifa memberikan kritik tentang pembahasan kesetaraan dalam konteks sosial, tapi tadi ada dibahas tentang kesetaraan gender dalam konteks pekerjaan
Arifa memberikan kritik tentang pembahasan kesetaraan dalam konteks sosial, tapi tadi ada dibahas tentang kesetaraan gender dalam konteks pekerjaan
·
Kak Fasti Rola
Kak Fasti Rola memberikan kritik sebagai berikut
1.
Sebaiknya saat mempresentasikan video 1,2,3
ditayangkan satu per satu. Tiap 1 video selesai diberikan penjelasan dan
ditanya tanggapan. sampai video ke 3. Kemudian masuk ke penjelasan tentang
gender.
2.
Karena setiap orang memiliki persepsi dan pemahaman
yang berbeda-beda, jadi kelompok juga sebaiknya meminta pendapat dari audiens.
7. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan :
-icebreaking
nya menarik
-video nya
menarik
-dapat
belajar dari pengalaman masa lalu
-pembagian
tugas dari kelompok merata
-audiens nya
aktif
Kekurangan :
Audiens
dibuat berkelompok
8.
PEMBAGIAN TUGAS DALAM KELOMPOK
v Dewi
Sitepu sebagai moderator
v Yessica
sebagai moderator
v Sarah
G. Juliana sebagai pemateri
v Ester
Rheyn Judika S sebagai notulen
v Pesta
Ria Tambun sebagai dokumenter
9.
TAKSASI DANA
1.
Reward : Rp. 10.000
TOTAL
: Rp. 10.000
Langganan:
Postingan (Atom)